Jumat, 31 Desember 2010

Renungan Akhir Tahun - Awal Tahun

Apa yang baru dari tahun baru?
Waktu tetap berjalan.
Bumi tetap berputar pada porosnya.
Matahari tetap terbit dari timur dan tenggelam di barat.
Hari tetap berganti dari pagi, siang, dan menuju malam.
Yang baru dari tahun baru adalah pemaknaan dan pembatasan manusia pada ruang, waktu dan peristiwa.

Satu tahun sebenarnya adalah sebuah garis batas imajiner kurun waktu yang sering dipakai untuk membatasi antara masa lalu dan masa yang akan datang. Imajiner berarti waktu berjalan relatif dengan pemaknaan yang berbeda-beda. Satu tahun bukanlah mutlak harus terdiri dari 365 hari.

Kaum Muslimin misalnya menyebut satu tahun adalah 350 hari, termasuk juga bangsa dan kepercayaan lain yang menggunakan penanggalan lunar (berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi). Bangsa Persia, Mesir Kuno, Inca dan Maya menyebut satu tahun 360 hari, berdasarkan satu lingkaran adalah 360 derajat.

Tahun Masehi pada awalnya selama beberapa ratus tahun lamanya berjumlah 300 hari karena satu tahun hanya terdiri atas 10 bulan. Bulan Juli dan Agustus disisipkan pada penanggalan Masehi untuk bulan ketujuh dan kedelapan. Penyisipan ini dilakukan ketika agama Kristen mulai berkembang serta untuk menghormati Julius Caesar dan Augustus Caesar yang dianggap berjasa menyebarkan agama Kristen di Eropa.

Akibat penyisipan ini maka nama-nama bulan pada kalender Masehi terasa menyimpang. Bulan Oktober, November dan Desember yang dalam bahasa Latin berarti bulan ke-8, 9 dan 10 tapi setelah penyisipan itu diubah menjadi bulan ke-10, 11 dan 12.

Tahun kabisat mulai diberlakukan pada abad pertengahan setelah timbul kekacauan penanggalan. Bulan April yang seharusnya musim semi malah turun salju sebagai tanda awal musim dingin yang biasanya jatuh pada akhir bulan Desember. Pihak otoritas gereja pada waktu itu kemudian melakukan ‘korupsi’ penanggalan, bulan April diubah menjadi Desember dan langsung merayakan Natal.

Jadi satu tahun atau tahun baru itu mempunyai banyak versi dan definisi menurut kepercayaan, budaya, aspek astronomi dan kesepakatan yang melatarbelakanginya. Di sekolah kita selalu diajarkan secara mutlak oleh para guru bahwa satu tahun adalah waktu evolusi bumi mengelilingi matahari untuk kembali ke tempat kedudukannya semula selama 365 hari. Benarkah? Memangnya kita tahu kedudukan awal bumi di mana?

Maka sebenarnya yang terpenting dalam menyambut tahun baru bukanlah pergantian angka tahun dari 2010 kepada 2011 yang selama ini kita rayakan dengan gegap gempita karena itu hanya angka-angka yang bisa diubah dan direkayasa oleh manusia. Apa yang berjalan secara rutin ini harus kita pahami sebagai sesuatu yang lepas dari rutinitas, yakni kebaruan itu sendiri. Oleh karena itu tahun baru tidak boleh jatuh menjadi rutinitas, karena itu hanya akan melucuti esensi kebaruan yang terdapat di dalamnya.

Karena esensi kebaruan dapat berlangsung kapan saja, maka tahun baru pada hakikatnya bisa terjadi setiap hari. Tahun baru lebih tepat digunakan sebagai sebuah momentum untuk melakukan evaluasi dan renungan yang dapat digunakan untuk mengubur hal-hal yang tidak baik selama kurun satu tahun sebelumnya untuk mengambil hikmah dan solusi yang kemudian dijadikan semangat dan optimisme ke depan. Meski kita tahu bahwa tidak perlu menunggu satu tahun untuk melakukan perubahan-perubahan dalam hidup, karena setiap saat adalah perubahan.

Terus Optimis
Walaupun kita tinggal di negeri yang ‘kacau-balau’ dengan tingkat korupsi dan kemiskinan yang tinggi, bencana alam yang silih berganti dan ketidakadilan yang menyeruak di mana-mana, optimisme harus tetap dibangkitkan.
Meminjam istilah Peter Drucker, "Orang bisa melihat gelas isinya setengah penuh (half full) dan bukan setengah kosong (half empty). Yang membedakan adalah mood atau sikap kita terhadap kondisi saat itu".

Orang yang optimistis akan selalu mengatakan kalau gelas itu is half full, sementara orang pesimistis akan mengatakan kalau gelas itu is half empty. Kenyataannya gelas itu memang setengah berisi air dan setengahnya lagi kosong, tetapi karena sikap dan paradigma orang yang memandangnya berbeda maka persepsi dari orang-orang itu juga berbeda-beda.

Hal ini sangatlah menarik untuk kita renungkan. Kalau kita orang yang optimistis, maka kita menjalani kehidupan ini dengan segala nilai positif, kemauan, hasrat dan semangat yang tinggi ada dalam diri kita serta kemauan yang kuat untuk selalu maju.

Sedangkan kalau orang pesimistis, mungkin saja benar bahwa gelas itu is half empty. Tetapi orang pesimistis sangat susah melewati hidupnya karena dia harus melewati hidupnya dengan segala beban kemurungan, kesedihan dan kesusahan.
Sekali lagi Peter Drucker mengingatkan bahwa: "Dalam kenyataannya kita pun tak bisa mengubah hal itu. Kita tidak bisa mengubah fakta yang telah terjadi. Tetapi kalau kita melihat dengan cara yang lain, maka kita akan mempunyai sebuah makna yang berbeda dalam melihat persoalan tersebut".

Sangat penting untuk melihat dan mempunyai sikap atau attitude yang tepat dan baik dalam kita melakoni kehidupan ini. Spektrum kita dalam melihat kehidupan ini haruslah luas dan dari berbagai sisi. Bukankah Allah dalam firman-Nya (QS Ali Imran ayat 190-191) telah menyuruh kita untuk selalu mengingat-Nya baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan berbaring dan itu dihubungkan dengan proses penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam serta ciri orang yang berakal. Dan itu merupakan isyarat bahwa kita harus "meluas" dalam berfikir sehingga tindakan kita benar dan bernilai.

Sebagai penggugah, Bill Gates pada tahun 80-an pernah bermimpi suatu saat dapat menghadirkan komputer di setiap rumah. Sesuatu yang dianggap sulit diwujudkan pada masa itu. Mimpinya itu hari ini menjadi kenyataan dengan kepemilikan komputer yang tumbuh pesat setiap tahun, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi begitu mencengangkan pada zaman ini yang tidak pernah dibayangkan duapuluh atau bahkan sepuluh tahun yang lalu. Bill Gates dengan visinya mampu menjadikan dirinya sebagai orang terkaya di dunia. Perlu diingat, mimpi dapat mengubah hidup seseorang.

Jangan Menjadi Manusia Celaka
Tahun baru juga melahirkan masalah dan tantangan-tantangan baru yang perlu untuk ditanggapi secara tepat dan jernih. Tantangan dan masalah baru tidak bisa ditanggap dengan kerangka berpikir dan tindakan-tindakan lama.
Oleh karena itu tahun baru juga berarti keberanian untuk melihat dunia dengan cara baru, yakni cara yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan. Tanpa keberanian semacam itu, tahun baru hanyalah merupakan tahun lama yang berganti angka dan nama, namun tanpa mengubah substansi di dalamnya.

Tahun baru selalu menjanjikan harapan akan perubahan ke arah yang lebih baik. Memang mudah merencanakan atau berjanji untuk melenyapkan kebiasaan jelek di masa lalu. Dibutuhkan komitmen, semangat dan kerja keras untuk mewujudkannya. Tahun baru adalah momen untuk menyatakan dan menegaskan komitmen itu untuk perubahan ke arah yang lebih baik.

Tanpa pernyataan, ketegasan, dan tindakan konkret untuk mewujudkan harapan serta menggulirkan perubahan, perayaan tahun akan kehilangan maknanya, dan menjadi ritual yang miskin substansi.

Jadi, mumpung masih ada waktu mari kita luangkan waktu untuk sejenak menyepi, merenung dan membuat gambaran besar tentang kehidupan kita, visi atau impian yang kita inginkan untuk kemakmuran diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara di tahun mendatang. Atau dalam bahasa agama, mulailah dengan niat atau nawaitu yang ikhlas dan benar.

Tahun baru adalah momen yang penting untuk melakukan introspeksi atas segala kegagalan dan kekecewaan yang pernah terjadi. Momen yang tepat untuk melakukan evaluasi sekaligus apresiasi terhadap prestasi yang telah kita capai hingga saat ini. Ada ungkapan yang mengatakan, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia merupakan orang yang beruntung. Kalau sama saja, dia adalah orang yang merugi. Sedangkan kalau lebih buruk, dia adalah orang yang celaka".

Oleh : Fadil Abidin
Penulis adalah pemerhati masalah sosial-kemasyarakatan, Mahasiswa FIP Program PSKGJ Unimed

Sumber :
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=80866%3Arenungan-tahun-baru-2011&catid=78%3Aumum&Itemid=139 )
http://kata2hikmah0fa.wordpress.com/2010/12/31/renungan-kehidupan/
http://kata2-hikmah-ofa.blogspot.com/2010/12/renungan-kehidupan.html

Minggu, 26 Desember 2010

"Aku Minta Maaf Dad"

Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istri saya sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil. Begitulah yang kurasakan, karena selama ini saya merasa bahwa saya telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak saya, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anak saya.



Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anak saya masih tertidur. Ohhh... aku harus menyediakan makan untuknya.



Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anak saya yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas berangkat ke tempat kerja.



Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan..... di sanalah sumber 'masalah'nya ... sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!



Oh...Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anak saya yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:



"Dad, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya .. Karena aku takut mie'nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainan saya ... Saya minta maaf Dad ... "



Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku ... tetapi, saya tidak ingin anak saya melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangis saya. Setelah beberapa lama, aku hampiri anak saya, memeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.



Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto mommy yang dikasihinya.



Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, saya mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.



Namun... belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal....



Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, "Aku minta maaf, Dad".



Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara "pertunjukan bakat" yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.....



Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahu saya, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis, yang saya yakin, jika istri saya masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!



Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Saat ini musim dingin, dan hari Natal telah tiba. Semangat Natal ada dimana-mana juga di hati setiap orang yg lalu lalang... Lagu-lagu Natal terdengar diseluruh pelosok jalan .... tapi astaga, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.



Mereka menelpon saya dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anak saya telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun saya sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anak saya lagi, tetapi saya tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena saya merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : "Maaf, Dad". Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.



Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah saya mendorong anak saya ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya?



Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : "Surat-surat itu untuk mommy.....".



Tiba-tiba mataku berkaca-kaca..... tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: "Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?"



Jawaban anakku itu : "Aku telah menulis surat buat mommy untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus".



Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan ....



Aku bilang pada anakku, "Nak, mommy sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk mommy, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Saya berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi.... saya jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.



Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur......



'Mommy sayang',



Saya sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara 'Pertunjukan Bakat' di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi saya tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.



Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencari saya, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.



Mommy, setiap hari saya melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya. Saya pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua, saya rasa. Tapi mom, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah mommy muncul dalam mimpiku sehingga saya dapat melihat wajahmu dan ingat anda? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi mommy, mengapa engkau tak pernah muncul?



Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena saya tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istri saya ....



Untuk para suami, yang telah dianugerahi seorang istri yang baik, yang penuh kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari padanya. Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu.



Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yg bisa menggantikan posisinya.



(Di posting oleh : Yanti Ting)


Terimakasih telah membaca.... Salam Motivasi!

Tim Garuda

Ya Allah, saya terima kekalahan Timnas, maka terimalah saya sebagai hambaMu. Ya Allah, saya maafkan kesalahan back timnas dan kegugupan timnas semalam, dan saya pun maafkan ulah penonton yang menganggu jalannya pertandingan, maka maafkanlah mereka, dan maafkanlah saya. Ya Allah, saya serahkan semua urusan ini kepadaMu, saya lepaskan masalah ini dari jiwa yang diikatnya, maka serahkanlah hal terbaik kepadaku dan lepaskanlah aku dari keterikatan terhadap masalah ini... sebab hanya kepadaMulah aku bertawakkal... Aamiin

Kamis, 16 Desember 2010

Berhati-hatilah Menggunakan Facebook

JAKARTA – Berhati-hatilah menggunakan Facebook. Situs jaringan sosial ini mengalami lima masalah keamanan serius pekan ini. Pakar keamanan khawatir, kriminal akan menggunakan aplikasi tertentu untuk memanen data-data pribadi milik korban.
Facebook mengijinkan orang membuat aplikasi game dan software yang bisa dijalankan di website itu. Tapi aplikasi tidak membutuhkan persetujuan dari Facebook sehingga bisa dieksploitasi oleh hacker.

Salah satu contohnya adalah Error Check System yang mengingatkan user seolah-olah teman tidak dapat melihat profil dan saat diklik menampilkan pesan error. Padahal pada kenyataannya tidak ada yang salah dengan profil.

Aplikasi lain memperingatkan user telah melanggar syarat dan ketentuan Facebook dan menawarkan link agar akun tetap bisa digunakan. Trend Micro mengingatkan saat diklik, pesan palsu ini malah akan tersebar keseluruh daftar teman. Selain itu informasi pribadi milik user secara otomatis berpindah ke pencuri.

“Dua kejadian ini hanya berlangsung dalam sepekan dan hanya masalah waktu saja Facebook akan meninjau ulang kebijakan aplikasinya,” kata Rik Ferguson, senior security adviser Trend Micro.

Ferguson mengatakan meskipun belum ada bukti aplikasi itu telah digunakan hacker untuk mencuri informasi rekening tapi terbukti bisa dijalankan. Dan dia khawatir program yang lebih mutakhir akan menjadi ancaman nyata di Facebook.

Sebelumnya Facebook juga menjadi media penyebaran virus Koobface sejak Desember tahun lalu. Virus itu menular dengan cara menawarkan pancingan agar mengujungi halaman YouTube palsu tapi ternyata menginstall malicious software ke komputer korban.(Althaf/inilah)

Tips n Trik Mengurus Visa

Soal Visa dari bini/pacar memang hampir menyeluruh menjadi hambatan para pesepeda… he he he….

Saya perhatikan ada beberapa typical pesepeda dalam mengurus visa dari bini:

1. Visa On Arrival, ibarat bule dateng ke Indonesia dan ngurus visa di bandara; nyang model gini modal nekat; pas hari Hnya sepeda sudah siap, perlengkapan sudah siap dan subuh-subuh langsung bangunin bini…; “Ma, papa berangkat sepedaan sama teman2 yah…., kalo ada apa2 telpon aja… semua Hape papa nyala kok….!!! Ini model gue banget…kekekek…

2. Mengurus jauh hari…., nyang model gini harus ngurus minimal 2 minggu sampai 1 bulan sebelum keberangkatan….. Kudu detail dilengkapi objective bersepeda, lokasinya, lamanya bermain, dengan siapa bermain dll…. Ini model kayak interogasi LAKSUS jaman ngasih keterangan bebas G 30 S PKI masa Orde baru…. Hua ha ha ha ha ha ha ha…….

3. Dengan imbalan, ini lucu juga dengerin cerita beberapa teman... Sebelum dapat ijin/Visa sepeda biasanya harus ”setor” dulu ke bini... Ada yang ngasih voucher belanja..., ada yang ngasih cash keras, ada yang buru-buru sepedaannya biar sorenya bsia nganter bini dan anak2 belanja, jalan-jalan ketempat wisata atau nonton bioskop.... Kalau gue ngelakuin yang ini karena kesadaran aja bro.... Malu kalo kita maen terus sementara anak-bini gak pernah disenengin dalam artian jalan bareng bapaknya...


Tambahan dikit, just sharing yang gue lakuin dirumah makanya bisa bebas dapat visa ”kemanapun dan kapanpun” mau bersepeda :

1. Jelaskan istri, usia kita semakin tua; semakin banyak yang sudah mulai penyakitan karena tidak berolahraga diusia seperti kita. Kasih cuplikan berita umum yang menuliskan bahwa bersepeda jauh lebih murah dan aman dibanding lari atau olah raga keras lainnya....

2. Jelaskan juga bahwa karir maupun bisnis selalu berkaitan erat dengan social networking... Orang main golf bukan sekedar olah raga, tapi lobby politik, bisnis, dapetin proyek, mendekatkan diri dengan atasan atau customer dll. Saat ini trend bersepeda juga begitu.... Gue kasih liat photo dan berita yang gue tulis, bahwa level Direksipun sudah mulai bersepeda... Kalau kita tidak bisa menyesuaikan dan mengambil kesempatan bersama boss-boss diarea bermain sepeda; kapan lagi ada waktu ketemu boss2 besar itu...??? Sudah bukan rahasia lagi, banyak boss besar lebih gampang ditemui dilapangan golf daripada harus ketemu dikantor apalagi rumahnya... Kalo sekarang bukan lagi main golf saja, tapi bersepeda juga sudah menjadi trend orang-orang gedean/pejabat..., dan kita bertemu mereka pas main sepeda bersama....

3. Dalam seminggu kita punya 2 hari libur (Sabtu dan Minggu). Coba jelaskan dan berikan komitment ke istri, satu hari untuk keluarga dan satu hari untuk kita berolah raga sekaligus bersosialisasi dengan teman2 dan boss2 dalam bentuk bersepeda... Makanya gue gak pernah ditelpon atau dicemberutin atau ditungguin bini pas main sepeda, karena satu hari sebelum atau sehari setelah bersepeda (tergantung main sabtu atau minggu); pasti gue sudah meluangkan waktu untuk keluarga.... Pas kan...??? Sepedaan ok, keluarga juga ok……


Semoga bermanfaat,